Minggu, Agustus 30, 2009

Renungan dari Mas Hebring....

Oleh : Hevriyanto




Teman-temanku yg budiman, saya kirimkan cerita ttg renungan hidup mudah-mudahan dapat menyejukkan hati kita dan senantiasa dapat membuat kita berpikir dengan sudut pandang yg positif terhadap segala sesuatu yang kita baca, dengar dan temui.... pokoke apa ajalah...... Tapi semua berpaling pada diri kita masing2 alias sak karepmu....utk menyikapinya. Yah, cuma itu yang bisa saya kirimkan buat rekan2, mau cerita ttg teknologi atau ilmu apa aja yg pakai referensi....temen2 banyak yg hebat dan jago! Saya tulis pakai referensi yg kita temui sehari-hari aja deh, yg penting bermanfaat..... Selamat membaca....

BERAPA MALAIKAT YANG KAU TEMUI HARI INI????

Ya berapa malaikat yang sudah kau temui hari ini?
Atau hari kemarin?
Di dalam perjalananmu menuju tempat kerja?
Atau dalam perjalananmu menuju ke rumah kembali?
Berapa?
Bahkan itu di rumahmu sendiri.
Berapa malaikat yang kau temui?
Tidak ada?
Tidak mungkin! Siapa bilang?
Mari kita ingat-ingat lagi…
Mungkin dia yang membuatmu marah-marah karena
membuatmu terbangun di tengah malam buta. Membuatmu
terjaga dengan tangisan. Dan kau hanya berkata dengan
bersungut-sungut, “Anak siapa sih? Rese amat
malem-malem nangis. Berisik!”
Padahal mungkin ia membangunkanmu untuk sesuatu hal
bermanfaat yang bisa kau lakukan di tengah malam itu.
Mungkin dia yang membuatmu sewot, ketika kau
bertabrakan badan di jalan sehingga membuatmu
terjatuh. Dan kau menjadi sedikit sakit dan malu. Dan
kau membentaknya dengan ucapan, “Pake mata dong kalo jalan!”
Padahal mungkin ia mengajakmu untuk berlatih bersabar
dan malahan justru jika ia tidak menabrakmu kau akan
sedetik lebih cepat dan mungkin ceritanya akan berbeda.
Tertabrak mobil barangkali.
Mungkin dia yang membuatmu berpikir buruk, sebab
setiap hari ia selalu menengadahkan tangan padamu
dengan pakaian compang-camping dan baju dekilnya.
Sehingga membuat ini terbersit di pikiranmu, “Males
amat sih ini orang. Badan masih seger gitu loh?”
Padahal mungkin ia mengajakmu untuk berpikir positif
dan lebih bermurah rejeki, setidaknya bermurah senyum.
Ya. Cobalah ingat-ingat lagi. Berapa kali dalam sehari
kau membentak, menghardik, membenci, berprasangka,
mencibir, memaki orang lain?
Berapa kali?
Sebab mungkin sebanyak itu pulalah kau berlaku tidak
sepantasnya pada malaikat.
Senyumlah setiap hari pada siapapun yang kau jumpai. Berpikirlah positif pada setiap orang yang kau temui.
Perlakukanlah orang lain dengan cara yang sama seperti kau mengharapkan orang lain memperlakukanmu. Tuhan selalu “bekerja” dengan cara yang misterius. Maka, selalu lah peka dalam menyikapi semua ini.

Rabu, Agustus 05, 2009

In Memorial : Mbah Surip



Oleh : Suroso

(Sebuah telaahan Tentang Kebutuhan Manusia, di kaitkan dengan kesiapan kita menghadapi remunerasi)

Penampilannya sangat sederhana, apa adanya….itulah gambaran Mbah Surip, yang sering kita lihat di Televisi. Data riwayat pribadinya yang kaya warna seperti topi yang dikenakannya saat tampil di depan publik. Rumit seperti rambut ala rasta nya…yang konon sebelum punya uang, rambut ala rastanya di cuci menggunakan deterjen rinso sekalian untuk mencuci pakaiannya.

Pernah hidup nyaman saat menjadi pekerja di perusahaan pengeboran minyak dari tahun 1975 sampai 1986, keliling dari satu negara ke negara lain, pernah singgah di Texas, Brunei, Singapura, dan tempat-tempat penghasil minyak lainnya.

Kemudian terdampar di Bulungan. Hidup bersama para seniman. Berbagai cabang kesenian pun ia geluti. Mulai dari teater, lukis, hingga menyanyi. Waktu akhirnya menjawab, Mbah Surip ternyata memilih menjadi penyanyi sebagai jalan hidupnya. Tahun 1997 ia mengeluarkan album Ijo Royo-royo, disusul album Indonesia I (1998), Reformasi (1998), Tak Gendong (2003), dan Barang Baru (2004).

Seorang kawannya Aljauhari, dalam blog Kompasiana mengatakan,
Saya masih ingat, sejak tahun 1988 Mbah Surip sering menyanyikan lagu ‘tak gendong’ dan ‘bangun pagi’ di depan teras show room kami di Pasar Seni Blok F1 (dulu pusat patung dan ukiran kayu milik keluarga kami). Ia akrab dengan kakak saya, Mas Sidik Al Amien (alm). Biasanya ia datang ke show room saat jam makan siang. Kalau sudah begitu, Mas Sidik mengajak dia makan siang di warung ‘Si Eneng’ di samping show room.
Kata Mas Sidik, meski hidup susah (baca: menggelandang), Mbah Surip pantang meminta-minta. Meski lapar, dia tidak akan minta ditraktir. Tapi tidak akan menolak bila diajak makan. “Makanya jangan heran bila dia ke sini pas jam-jam makan. Kalau gak ada saya, ajak aja makan di warung sebelah,” pesan Mas Sidik suatu hari.
Di pasar seni ancol, Mbah Surip sering makan kalau ada kawan akrab, atau kenalan sedang makan (karena ditraktir). Saya yakin, untuk itu dia tidak musti minta ditraktir. Meski penampilannya ‘nyleneh’, ia sangat dihargai orang se komunitas seniman dan pengusaha Pasar Seni Ancol.

Alhamdulillah….Puji Tuhan…Di media kita baca berita, lagu Mbah surip telah menghasilkan Rp 4.5 M lewat RBTnya. Beliau sudah punya mobil, walaupun di televisi sering kita lihat Beliau masih naik ojek. Sudah punya rumah sendiri, tidak lagi tidur di sembarang tempat. Rambutnya sudah di cuci dengan sampoo kucing.
Apa kaitannya dengan rencana remunerasi tahun 2010 ¿
Apa hubungannya......he3x...

perpindahan dari suatu keadaan (fisik dan non fisik) yang stabil kepada yang tidak stabil secara ekstrim...biasanya diikuti oleh goncangan jiwa yang tiada terkira, dan dapat berdampak secara fisik maupun psikis. Namanya yang ekstrim-ekstrim itu sakit...berat...abot nyanggahe...bisa gila, mati mendadak...dan lain sebagainya.

Kalau jadi...Penghasilan kita meningkat dengan drastis....bisa di sebut ekstrim juga. Nah jangan sampai nanti pada 2010...kita tergoncang secara fisik dan psikis...he3x...

Jadi...ayo persiapkan, jangan sampai kita terguncang.

;;
 
KOMPAK@90 - © 2007 Template feito por Templates para Você